Dalam pelajaran ini, petani akan memahami prinsip dasar dan bagaimana mengolah dengan sistem yang berkelanjutan (sustainable manner). Pelajaran yang akan dipelajari meliputi pembibitan benih kelapa sawit, penanaman immature dan mature, kastrasi, panen dan replanting.
2.1 Pengelolaan Benit Kelapa Sawit
Pembibitan benih kelapa sawit dibagi menjadi dua tahap, Pembibitan awal/pre-Nursery (PN) dan Pembibitan Utama/main nursery (MN). Pada saat pembibitan awal, petani perlu menyiapkan lahan untuk menanam bibit. persemaian, dan memberikan keteduhan. Lokasi yang dipilih harus memiliki permukaan datar, dekat dengan jalur air, dan dekat dengan pembibitan utama. Untuk tempat persemaian, lokasi dianjurkan memiliki panjang 10 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 14 cm , timbunan sebagai dasar dianjurkan sampai sekitar 3 cm dianjurkan. Jarak antara setiap persemaian idealnya sekitar 0,5-0,6 meter. Persemaian harus menggunakan bahan dari bambu atau papan. Setiap persemaian mampu menyimpan sampai 1200 polybag. Ukuran polybag disimpan (layflat) sebaiknya memiliki lebar 14 cm, tinggi 22 cm, dan ketebalan 0,1-0,12 milimeter. Polybag-polybag ini layaknya memiliki 20-24 lubang. Polybag juga harus diisi tanah lapisan atas dan harus bebas dari akar dan hama. Untuk tanah bertekstur, polybag harus dicampur dengan 10-30% pasir. Cara mengisi polybag adalah dimulai dengan mengisi ½ dari volume, lalu dipadatkan, dan ulangi lagi sampai tingkat 1-2 cm dari sisi atas polybag. Polybag disimpan dalam posisi tegak dan saling menopang satu dengan lainnya. Sesekali polybag harus disemprot dengan air sebelum penanaman kecambah (sampai jenuh). Gudang harus dibuat dari bambu atau bahan kayu murah dan daun-daun sawit. Ketinggian gudang direkomendasikan berada disekitar 2-2,5 meter karena akan berguna untuk mengurangi cahaya sinar matahari terhaap benih. Dalam penanaman kecambah, radikula harus dihadapi bawah dan planula menghadapi lurus ke atas. Proses penanaman sebaiknya dilakukan oleh tiga orang, orang pertama mengebor polybag sedalam 3 cm, orang kedua mengisi lubang dengan kecambah, dan orang ketiga untuk memeriksa serta menekan kecambah secara pelan-pelan sehingga posisi akan stabil dan kemudian menutupi tunas dengan halus permukaan tanah sekitar 1 cm dari permukaan.
Untuk pemeliharaan di fase Pembibitan awal, bibit perlu disiram dua kali sehari (pagi dan siang), dengan air minimal 8 mm sampai basah keseluruhan. Setelah disiram, akar permukaan bibit harus ditutup dengan tanah. Persemaian bibit jangan sampai banjir, apabila banjir atau air meluap makan perlu dilakukan pengeringan. Selanjutnya tentang penyiangan, setiap gulma yang tumbuh di dalam dan di luar dari polybag harus dibuang secara hati-hati sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan benih. Penyiangan sebaiknya dilakukan dua kali sebulan. Benih yang memiliki daun yang sempurna berdaun harus dipupuk dengan 0,2% urea cair dan urea cair yang dicampur dengan NPK (2 gr Urea atau NPK ke dalam 1 liter air). Campuran cairan harus dituangkan secara merata di atas biji (1 liter cairan = 100 biji). Benih Poly embryo harus dipisahkan saat berusia 2 bulan dan ditempatkan di lokasi khusus yang terpisah untuk benih embrio poli dalam persemaian. Kemudian benih ini dapat dipindahkan ke fase pembibitan utama (MN) setelah disimpan selama satu bulan.
Persiapan melakukan pembibitan utama sama dengan pembibitan awal, dimana bibit sebaiknya ditempatkan pada permukaan yang datar, dekat jalur air, dengan arah benih tegak lurus dengan jalan utama, bersih dari gulma, bebas dari semak-semak yang biasa menjadi sarang hama. Untuk penyiraman bibit biasa dilakukan 2x sehari per biji (1 liter di pagi hari dan 1 liter di sore hari).
Pelajaran berikutnya, adalah mengenai tanaman yang belum menghasilkan (immature planting), pelajaran ini akan mencakup informasi yang berkaitan dengan melestarikan perkebunan kacang untuk penutup tanah, pemeliharaan tanaman, kastrasi, penggunaan pupuk, tumbuh (sprouting), pengelolaan hama, dan persiapan untuk panen.
2.2 Pengelolaan Lahan
Memelihara leguminosa (kacang-kacangan atau kacang polong) sebagai tanaman penutup sangat berguna sebagai sumber nutrisi untuk tanah, melindungi tanah dari erosi, memperbaiki kondisi fisik tanah, dan membantu kontrol gulma. Untuk tanaman yang belum menghasilkan ini (immature plantation) yang dikategorikan dalam tahap pertama, gulma akan dibersihkan dalam radius 100 cm dari perkebunan. Kategori tahap kedua adalah dalam radius 125 cm, tahap ketiga dalam radius 175 cm., Bahan kimia dapat digunakan secara berputar setiap 3 bulan sekali. antara glifosat 300 cc / ha / rotasi. Menyeka jerami dengan menggunakan glifosat (0,75-1% konsentrat) bisa diputar sebulan sekali. DAK dapat diputar setiap tiga bulan sekali.
2.3 Pengelolaan Hama yang Berinterigasi
Untuk mengontrol kumbang badak (Rhino beetles), petani dapat menutupi batang replanting kelapa sawit dengan leguminosa (perkebunan kacang), mengumpulkan larva dan kumbang secara manual, menggunakan insektisida pada pelepah termuda (5 gram untuk setiap tanaman) yang dirotasi setiap 3 minggu, dan dengan menggunakan sebuah ferotrap . Seperti untuk mengendalikan tikus, petani dapat menggunakan burung hantu (Tyto alba) atau menggunakan umpan beracun (klerat RMB).
Sama seperti dengan tanaman belum menghasilkan (immature plantation), hama yang sering ditemukan pada tanaman menghasilkan (mature plantation) adalah ulat dan tikus. Untuk ulat, petani harus memantau kebun dengan melakukan observasi pada pohon kelapa sawit setiap hektar pada setiap bulannya. Jika ada indikasi hama ulat dalam perkebunan, maka petani harus lebih sering melakukan pengamatan dengan melakukan observasi lima pohon di setiap hektar (satu pelepah per pohon) setiap dua minggu. Untuk tikus, petani dapat menggunakan umpan perangkap beracun (klerat) atau burung hantu (Tyto alba).
2.4 Pengelolaan Penggunaan Agrochemical
Cara pemupukan tanaman yang belum menghasilkan (immature plantation) adalah berdasarkan jenis tanah dan hasil dari analisis tanah (untuk mengetahui kandungan isi dari tanah tersebut). Ahli tanah (soil) akan melakukan analisa akan menerangkan ke petani jenis pupuk dan dosis yang akan digunakan. Untuk metode pemupukan yang lebih sederhana, petani dapat menggunakan standar perusahaan perkebunan berdasarkan usia perkebunan. Jenis-jenis pupuk antara lain pupuk urea (Natrium), TSP (fosfat), RP (fosfat), MOP (Kalium), Kieserite (Magnesium), dan HGF Borat (Boron). Jenis-jenis hama yang biasa ditemui di tanaman belum menghasilkan (immature plantation) adalah badak kumbang (Oryctes rhinoceros), tikus, dan ulat.
Penyakit yang sering terdapat dalam perkebunan minyak sawit antara lain penyakit mahkota, Marasmius sp, dan ganoderma boninense. Penyakit mahkota dapat dikurangi dengan memilih bibit yang ketat selama fase pembibitan, memotong semua pelepah bengkok, dan meningkatkan frekuensi waktu dalam pemeliharaan tanaman. Adapun Marasmius sp, dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida (Difolatan 4F, Bayleton 250 EC), sanitasi buah busuk dan pelepah kering, dan panen rutin selama tujuh hari sekali.
Kastrasi (pengebirian) didefinisikan sebagai proses pembuangan laki-laki (benang sari) dan perempuan (putik) bagian dari bunga saat perkebunan mulai mekar (PPKS: 15-20 bulan; Socfindo: 13-20 bulan). Dengan menerapkan kastrasi, petani dapat mengurangi kemungkinan kebun yang dimiliki terinfeksi oleh jamur Marasmius spp. jamur.
Pada mature plantiation, penyakit tanaman yang banyak ditemui adalah pembusukkan di dasar pohon kelapa sawit (Ganoderma boninense) dan buah kelapa sawit yang membusuk (Marasmius palmavirus). Untuk Ganoderma boninense, petani dapat menggunakan biofungisida marfu-P untuk tanaman ringan terkontaminasi, selain itu, tanaman harus dibasmi. Untuk penyakit Marasmius palmavirus, petani harus menyesuaikan kelembaban di pohon kelapa sawit dengan memotong pelepah sesuai standar, menerapkan sanitasi rutin pada pelepah kering dan buah-buahan yang membusuk, jadwal panen, dan melakukan control pada palm oil math (Tirathaba rufivena). Petani harus menggunakan dosis yang tepat untuk perkebunan dewasa (mature plantion) pada saat pemupukan. Untuk referensi, PTPN III menggunakan Dolomit (2,5-2,75 kg dosis per pohon per tahun) dan NPK (5,75-7,25 kg dosis per pohon per tahun). Untuk dolomit, petani menyebar pupuk di sekitar tanaman, sedangkan untuk NPK, petani membuat 4-6 lubang saku. Pupuk tidak perlu diberikan untuk beberapa daerah yang dipersiapkan untuk replanting dalam waktu dua tahun.
Petani harus lebih selektif memilih kecambah untuk dipelihara di pohon-pohon kelapa sawit dengan 56-64 pelepah yang dirotasi dua kali setahun untuk perkebunan yang dikategorikan mature plants. SproutiIng periodik dilakukan ketika perkebunan telah matang dengan usia lebih dari empat tahun. Perkebunan dipertahankan dalam 56-64 pelepah pada saat usia diatas 4 tahun dan dibawah 8 tahun. Sedangkan pada saat usia di atas 8 tahun, jumlah pelepah dipertahankan diantara antara 48-56, semua ini dilakukan dalam rotasi sembilan bulan. Proses pemotongan pelepah dilakukan dekat dengan dasar pelepah dan untuk areal bergelombang datar dipotong menjadi tiga bagian. Dengan memotong pelepah teratur, petani akan menjaga keseimbangan antara fisiologi tanaman, sanitasi, memperlancar penyerbukan, kemudahan panen, dan menghindari buah sawit terjebak di dasar pelepah tersebut.
2.5 Pengelolaan Musim Panen
Musim panen bisanya muncul saat usia perkebunan 30 bulan. Suatu area dianggap siap panen apabila 60% dari rata-rata TBS memiliki berat 3 kg untuk pohon kelapa sawit. Sebelum panen, petani harus menyiapkan jalan untuk mengangkut TBS pada interval dua baris tanaman dan satu meter lebar. Untuk setiap 5 jalan harus ada tempat pengumpulan TBS.
Ketika perkebunan telah dianggap matang, petani harus mengubah cara mereka mempelihara perkebunan mereka. Petani perlu untuk memperluas disk perkebunan mereka menjadi diameter 4,8 meter dan mempersiapkan jalan angkut TBS dengan lebar 1 meter.
Perkebunan siap untuk dipanen ketika berusia 30 bulan, dan pohon kelapa sawit telah menghasilkan 60% TBS dengan berat rata-rata 3 kg. Bila sudah siap, petani harus menyiapkan jalan angkut untuk TBS dan tempat pengumpulan (collection point). Untuk tanaman dewasa dengan usia di bawah atau berada di usia delapan tahun, maka petani dapat menggunakan DODOS untuk memanen buah. Jika tanaman berada di atas delapan tahun, maka petani menggunakan Egrek
Dalam melakukan panen pada kelapa sawit, ada suatu rotasi yang harus diikuti oleh petani. Pada Umumnya, diantara bulan Januari dan bulan Juni, panen dilakukan lima hari seminggu (Senin sampai Jumat) atau disebut 5/7. Antara bulan Juli sampai bulan Desember, panen dilakukan enam hari seminggu (Senin sampai Sabtu) atau disebut 6/7. Petani juga perlu memahami tentang kerapatan panen karena hal ini mengartikan jumlah siap untuk dipanen dari di daerah tertentu menurut TBS. Sebuah Nilai Kerapatan Panen/ Harvest Density Value (HDV) yang memiliki angka 5 menandakan bahwa dari 5 pohon, 1 pohon dengan TBS siap untuk dipanen. HDV berguna untuk peramalan produksi hari berikutnya, jumlah pekerja untuk panen, pengangkutan, dan rencana pengolahan TBS.
Ada dua jenis rak panen/harvest shelf, rak tetap/fixed shelf dan sleigh shelf. Keuntungan dari rak tetap adalah memiliki area yang mudah dikontrol dan bersih. Sedangkan kelemahannya adalah TBS akan lebih lambat menuju ke tempat pengumpulan terdekat. Kelebihan sleigh shelf, TBS akan mencapai titik pengumpulan lebih cepat dari rak tetap, namun sulit dikontrol dan cenderung lebih kotor dari rak tetap.
Ketika memotong TBS, petani harus mencari dan menentukan TBS matang, potong pelepah yang mengganggu TBS yang berada didasar, setelah itu potong TBS. Untuk perkebunan usia 3-5 tahun, TBS dipotong dengan menggunakan DODOS (blade 8 dan 14 cm). Untuk perkebunan yang berusia di atas 5 tahun, petani dapat memotong pelepah dengan menggunakan Egrek dan menaruhnya di gawangan.
Setelah TBS diambil dari tempat pengumpulan (collection point), truk akan mengambil semua TBS ke RAM atau langsung ke pabrik. Untuk mencegah jatuhnya TBS, akan ada jaring yang menutupi bagian atas truk. TBS tidak boleh disimpan semalam di lapangan karena kualitas pada saat panen harus dijaga.
2.6 Pengelolaan Replanting
Langkah-langkah dalam melakukan replanting adalah memproses lahan menggunakan mesin ripper, luku I, luku II, dan TBS hauling road, toppling staple dan chipping, stapling planted points, menanam Mucuna brachteata, menggali lubang, pemupukan lubang, menyebarkan Bio fungisida, dan penanaman benih.
Pada saat menggunakan rippers, arah harus sejajar dengan baris perkebunan (Utara-Selatan) dan dekat dengan pohon kelapa sawit. Pohon yang runtuh ditumpuk sejajar dengan baris perkebunan. Traktor D-6 / D-8 dengan kedalaman minimal 45 cm. Ketika menjadi robek petani mulai pembibitan Mucuna, sehingga ketika luku II selesai, usianya telah mencapai 2 bulan. Petani mulai melakukan lukuI setelah perobekan dilakukan dengan interval 14 hari. Arahnya adalah diagonal dengan tanaman baris (Tenggara-Barat Laut). Disc ploughs ∅ 60 inci ditarik oleh traktor roda empat dengan kedalaman minimal 30 cm. Setelah 14 hari interval, petani mulai melakukan luku II. Arahnya juga diagonal dengan baris tanaman dan memotong arah luku 1 (Barat Daya-Timur Laut). Sebuah disk plough sebesari ∅ 60 inci ditarik oleh traktor roda empat dengan kedalaman minimal 30 cm.
Ketika merobohkan tanaman pokok, petani membuat lubang dari ex bole tissue 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m. Ketebalan shredder adalah 10 cm dalam bentuk disc. Lokasi tanaman yang pernah roboh dapat dijadikan gembur dengan menggunakan bucket excavator.
Tiang (stake) untuk TBS hauIing road telah diatur untuk memiliki ketinggian minimum 2 meter dengan arah dari Utara-Selatan. Head of stake diatur dengan jarak tanaman 7,692 meter. Stake untuk titik tanam diatur dengan tinggi 30 cm untuk penggalian lubang dengan lubang manual 1 meter. Arah baris adalah Utara-Selatan. Pola tanam adalah 143 tanaman / hektar dengan jarak tanam dari 9.090 x 7,692 meter yang. Baris tanaman terletak di bekas Pasar Pikul. Tentukan peg (100×100) sebagai titik pusat, juga tentukan kepala stake (Timur-Barat) berdasarkan jarak tanam (7,692 meter) di. Ketika areal pertama selesai kemudian lanjutkan ke areal lain dengan meluruskan kepala baris stake. Lakukan Pancang isi (Utara-Selatan) dengan jarak 9.090 meter.
Petani menggali sekitar 2 minggu sebelum menanam benih dengan menggunakan ekskavator yang ditarik dengan traktor. Ukuran lubang adalah 70 cm, dengan kedalaman 60 cm. Petani akan memupuk lubang sekitar dua minggu sebelum menanam benih. Pupuk disebar 1/3 bagian di permukaan atas tanah, 1/3 bagian di bagian permukaan bawah tanah, 1/3 di bagian dinding lubang. Setelah itu, petani menyebar fungisida bio (400gr / LBG).
Untuk penanaman Mucuna, jumlah Mucuna bracteata yang biasa ditanam adalah 715 ST / Ha. Benih harus sudah berusia dua bulan di pembibitan sebelum ditanam di lahan. Dalam satu gawangan, petani menanam empat baris dari empat benih. (1 baris untuk setiap baris tanaman, 2 baris di gawangan). Jumlah perkebunan kacang di daerah mekanik adalah 5 ST antara titik tanam. jarak perkebunan kacang dalam terraces adalah 1.7 meter.
Sebelum melakukan penanaman benih, petani harus menentukan jumlah cross seed per blok, daftar jumlah benih per baris / rij, dan tempatkan dalam dua baris untuk kemudahan melakukan monitor. Ketika menanam benih, petani memeriksa kedalaman lubang dengan ketinggian polybag bibit. Potong sisi bawah polybag. Tempatkan polybag ke dalam lubang, potong bagian tengah polybag, tutup dengan tanah dan padatkan sampai 1/3 kedalaman lubang, lalu tutup lagi sampai sisi leher polybag, letakkan plastik polybag di akhir stake, dan ciptakan card monitor untuk setiap blok.
Untuk pengembangan lahan yang menggunakan bahan kimia, petani merobohkan pangkal pohon kelapa sawit dengan excavator, kemudian menciptakan lahan baru yang didasari kontur tanah dengan lebar 4 meter dan kemiringan 10′-15 ‘ inci kedalam. Jarak antara terraces (8,33 meter) dengan tanaman di dalam lahan adalah 9.09 meter dengan pola kepadatan 132 tanaman. Dalam memberantas gulma I, petani dapat menyemprot rumput liar dengan menggunakan glifosat sistemik. Untuk gulma II, penyemportan dapat dilakukan 21 hari setelah gulma I.
Untuk mendukung pengembangan perkebunan yang baik, petani juga harus mengembangkan infrastruktur di sekitar perkebunan. Seperti pembuangan parit, saluran air, kolektor, dan field drain. Pengukuran umum untuk outlet (pembuangan parit, sebagai penampung air dari kolektor): (3,0-5,0) x (2,0-2,5) meter. Collector (pembuangan parit dari field drain): (2-2,5) x 0,5 x (1,25-1,75) meter. Field drain (pembuangan parit dari suatu daerah dan dikuras untuk kolektor): 1 x 0,3 x 1 meter. Terrace: kemiringan> 28 derajat – 45 derajat, Direction horizontal mengikuti kontur, lebar 4 meter ke dalam dengan perbedaan ketinggian 15-30 cm. Hoof (individual teras) dibuat di areal dengan kemiringan> 3 derajat – 28 derajat hoof miring ke dalam dengan ketinggian 5-15 cm. Lubang manual: dua hari sebelum menanam benih, dengan ukuran 60x60x50 cm.
Sebelumnya PelajaranSelanjutnya Pelajaran